My Trip

Selasa, 18 Oktober 2011

SPSS (Catatan Kuliah Aplikom Part 2)

Assalamualaikum wr.wb
Baiklah pada kesempatan ini saya akan menulis kembali menulis catatan kuliah saya pada pertemuan yang kedua dimana kemarin pertemuan pertama kita telah membahas cara mencari frequensi, nah kali ini saya mencoba menulis cara mencari descriptive  dan explore pada program SPSS.
Ok  langkah pertama kita akan membahas cara mencari deskriptive,
tapi pada kali ini saya tidak menjelaskan secara rinci karena tidak jauh beda sama mencari frequensi pada part 1 kemarin.
      Setelah anda megimput data seperti pada part 1 Cuma yang membedakan untuk pada part 2 ini kita menggunakan variable Independen dan variable Dependen.
Setelah sampai pada input data view lakukanlah langkah seperti berikut ini. 
1. buka data view pilih Analize---Descriptive statistic, lalu pilih Descriptives maka akan muncul seperti gambar di bawah ini 

Langkah selanjutnya pindahkan variable yang pake skala gudman  ke kolom , jangan lupa juga variable Depende juga , kebetulan variable yang saya pake ( Independen Kedisiplinan, dan motivasi mengikuti kuliah ) sedangkan variable Dependen ( Kelulusan ) dan  setelah itu , kilik—Options maka akan muncul gambar seperti berkut.


Setelah muncul gambar seperti di atas maka centang pada  kotak (Mean,Std.Deaviation,Variance,Range,Maximum,minimum, dan Variable list) lalu Klik Continue ---- lalu centang pada kotak Save standardized values as variables – lalu OK. dan liat hasilnya.

 



Selanjutnya Cara mencari Explore
buka data view pilih Analize---Descriptive statistic pilih Explore maka akan muncul gambar sperti berikut 

 
Langsung saja dich  setelah muncul gambar seperti berikut  masukkan Variabel Independen dan  yang bagusnya jika pakai skala likert, masukkan ke dalam kolom yang di atasnya ada penjelasan (Factor List)
sedangkan variable Dependen masukkan ke dalam kolom yang di atasnya ada penjelasan ( Dependen list) . langkah selanjutnya klik Statistik
maka akan muncul gambar seperti berikut
 
setelah muncul gambar seperti di atas maka beri tanda ceklist pada kotak descriptive
lalu klik—continue lalu klik--- Pots maka akan muncul gambar seperti berikut 
 
lanjut beri tanda ceklist pada kotak  Factor levels Together, dan ceklist pada kotak stem and leaf , ndan jika mau liat bentuk Histogram anda bisa juga ceklist pada kotak histogram
lalu ceklis kotak pada None,  klik—continue. selanjutnya  klik options akan muncul gambar ceklist pada kotak Exlude cases  listwise  selanjutnya klik continue lalu ceklist pada kotak  Both lalu klik OK . liat hasilnya



Mungkin cukup pada kesempatan ini
jika ada saran dan masukan-masukan iyyye Saya sangat bersyukur jika ada 
Wassalamualaikum wr.wb
»»  ReadMore...

Rabu, 12 Oktober 2011

SPSS (Catatan Kuliah Aplikom Part 1)



Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakaatuh
Pada Kesempatan ini  semoga catanku ini bisa bermanfaat amiin.

Hasil Kuliah part 1 Aplikasi Komputer lanjut dan caraAnalisis deskriptif dan  membuat Master tabel
1.      Mencari Distribusi Frekuensi
buka program SPSS, kebetulan yang saya pake SPSS 16.
ketika program suda terbuka maka akan muncul  data view dan variable view

Gambar di Atas variable view

 

Gambar di Atas yaitu Data View
Baiklah  kita mulai ,Perhatikan pada sudut kiri bawah, ada 2 sheet (seperti Excel), yaitu Data View dan Variabel View. Untuk
memasukkan data, terlebih dahulu tentukan variabelnya yang kemudian diinput pada Variabel View,
seperti Nama, Berat Badan, Tinggi Badan, Tekanan Darah, Tanggal Lahir, suku, agama  dan sebagainya
Name : diisi nama variabel, misalnya Nama
Type : diisi tipe data, misalnya numeric (untuk data angka) atau string untuk data teks.
Width : diisi jumlah karakter maksimal yang akan diinput dalam Data View.
Decimal : diisi jumlah karakter maksimal yang akan diinput dalam Data View.
Label : diisi keterangan untuk variabel  penjelasannya dari variabel(boleh dikosongkan).
Value : untuk memberi kodefikasi, misalnya Laki‐laki=1, Perempuan=2.
Missing : untuk perlakuan data terhadap Missing Value (abaikan sesuai default).
Align : untuk pengaturan tampilan perataan dalam Data View, seperti left, centre, right.
Measure : secara default akan terpilih Nominal jika variabel bertipe string, dan akan terpilih Scale
jika data bertipe Numeric.
Setelah ditentukan variabelnya, sekarang tinggal mengisi data di sheet Variable  View. Untuk lebih mudahnya maka kita akan menampilkan contoh data yang akan diiput.
 Ayooooo kita mulai
Sekarang kita mulai menginput data sesuai contoh di atas
1. Klik start ‐> All program ‐> SPSS for windows
2. Menu yang akan muncul berupa sheet (excel) yaitu Data View (tempat memasukkan
data), Variabel View (tempat mendefinisikan variabel)
3. Klik Variabel View.
a. kolom “Name” = NO (nama variabel bisa juga langsung nomor jika tidaknpake nama responden
b. kolom “Type” = Numeric
c. Kolom “Width” = 8 (banyaknya karakter)
d. Kolom “Decimal” = 0 (banyaknya angka di belakang koma)
e. Kolom “Label” = NOMOR URUT RESPONDENI (label variabel) (penjelasan dari kolom name)
f. Kolom “Value” = None (diisi jika data kualitatif: misalkan L = 1, P = 2)
g. Kolom “Missing” = None (selisih antara variabel )
h. Kolom “Columns” = 8 (lebar kolom disesuaikan )
i. Kolom “Align” = Right (rata tulisan) disesuaikan saja
j. Kolom “Measure” = Scala (jenis data)

Itulah contohnya di atas
jadi say rasa cukup untuk input data di variable view
Sekarang qasim akan pindah  di Data View….. Langsung saja dich
Klik Data View, input semua data variabel nomori di kolom” NO”, input semua data
variabel di kolom ‘jk’
contoh di kolom nomor kan berisi nomor urut responden jadi tulis angka ke bawa mulai angka satu dst sesuai jumlah responden yang anda mau teliti, pada gambar di bawah saya pakai jumlah responden 10 orang , begitu pula di kolom jk isi sesuai dg kategori jenis kelamin.
 Selesai (Proses penginputan data selesai), menu SPSS jangan ditutup.
 
Kemudian kita lanjutkan dengan analisis deskriptif
ayooo apa dan  gmana caranya ???
Yaitu analisis yang bertujuan untuk menggambarkan keadaan data. Analisis deskriptif berupa
ukuran gejala pusat berupa mean, median, dan modus. Ukuran penyebaran berupa kuartil, desil
dan persentil. Ukuran penyebaran berupa rentang data (range), simpangan (simpangan baku
dan varians). Ukuran kemiringan berupa model populasi, koefisien kemiringan (kurtosis), dan
koefisien kecembungan .
kalo begitu langkahnya bagaimana ????
1.    1.  Klik Analyze ‐> klik Descriptive Statistic ‐> klik Frequencies.
Seperti gambar di Bawah ini

ktika meng Klik Frequencies akan muncul pada bambar di bawah ini



2.     Selanjutnya Klik nomor urut responden dan jenis kelamin responden  lalu sorot semua variable klik tanda pabah yang menuju ke variable (S)
yaaa kan variablenya pindahmi ke kolom Variable(S)
3.       langkah selanjutnya klik statiscs akan muncul seperti berikut :           
 4.    beri centang pada beri centang pada  pada : quartiles,cut poit,percentile,st deviasi,variance,mean,median,maximum,minimum.
5.     nah setelah itu , klik continue,lalu klik OK.
maka akan muncul hasilnya
seperti gambar berikut:

Sedangkan jika melihat Master table hanya klik pada Data View  klik toolbar  bagian atas yang bernama Value Labels atau liat gambar di bawah ini 
perhatikan gambar  gambar di atas ada garis hitam itulah yang dimaksud Value Labels 
Okkkkkkkkkk Seklian n Terima Kasih
 Wassalam
Muhammad  Qasim
(Anda puas kami lemas, heheh)


»»  ReadMore...

Minggu, 09 Oktober 2011

Tugas Global Village

BAB I
PENDAHULUAN

Setelah tahun 2000, dunia khususnya bangsa Indonesia memasuki era globalisasi, pada tahun 2003 era dimulainya pasar bebas ASEAN dimana banyak tenaga professional keluar dan masuk ke dalam negeri. Pada masa itu mulai terjadi suatu masa transisi/pergeseran pola kehidupan masyarakat dimana pola kehidupan masyarakat tradisional berubah menjadi masyarakat yang maju. Keadaan itu menyebabkan berbagai macam dampak pada aspek kehidupan masyarakat khususnya aspek kesehatan baik yang berupa masalah urbanisaasi, pencemaran, kecelakaan, disamping meningkatnya angka kejadian penyakit klasik yang berhubungan dengan infeksi, kurang gizi, dan kurangnya pemukiman sehat bagi penduduk. Pergeseran pola nilai dalam keluarga dan umur harapan hidup yang meningkat juga menimbulkan masalah kesehatan yang berkaitan dengan kelompok
lanjutusia serta penyakit degeneratif.
               Pada masyarakat yang menuju ke arah moderen, terjadi peningkatan kesempatan untuk meningkatkan pendidikan yang lebih tinggi, peningkatan pendapatan dan meningkatnya kesadaran masyarakat terhadap hukum dan menjadikan masyarakat lebih kritis. Kondisi itu berpengaruh kepada pelayanan kesehatan dimana masyarakat yang kritis menghendaki pelayanan yang bermutu dan diberikan oleh tenaga yang profesional. Keadaan ini memberikan implikasi bahwa tenaga kesehatan khususnya keperawatan dapat memenuhi standart global internasional dalam memberikan pelayanan kesehatan/keperawatan, memiliki kemampuan professional, kemampuan intelektual dan teknik serta peka terhadap aspek social budaya, memiliki wawasan yang luas dan menguasi perkembangan Iptek.
Namun demikian upaya untuk mewujudkan perawat yang professional di Indonesia masih belum menggembirakan,

BAB II
PEMBAHASAN
Pengertian Global Village
Marshall McLuhan mengkonseptualisasikan “global village” yang dimaknai sebagai sebuah proses homogenisasi jagat sebagai akibat dari kesuksesan system komunikasi secara keseluruhan.
        Saat ini, betapa mudahnya orang melakukan komunikasi jarak jauh, tidak hanya antarkota melainkan antarnegara yang lokasinya sangat berjauhan. Bahkan, saat ini tidak jarang para petinggi negara mengadakan pertemuan dengan staf pembantunya (misalnya menteri) melalui teleconference atau konferensi jarak jauh dengan maksud untuk memantau keadaan atau situasi dalam negeri, baik keadaan politik maupun ekonomi, dan sebagainya. Demikian pula, komunikasi dapat dilakukan melalui media internet yang dalam waktu yang relatif singkat, dapat diperoleh informasi atau berita-berita aktual yang terjadi di belahan penjuru dunia ini. Itulah gambaran kehidupan saat ini, kehidupan yang serba menglobal dalam berbagai aspek atau dimensi kehidupan manusia. Inilah yang disebut dengan globalisasi (globalization).
Makna Global Village
Bukan rahasia lagi kalau saat ini dunia sedang mengalami perkembangan yang sangat pesat dalam  berbagai bidang dan aspek kehidupan masyarakat dan negara. Batas-batas teritorial antarnegara yang sebelumnya menjadi salah satu kendala yang dihadapi dalam konteks hubungan antarbangsa dan negara, kini hal itu tidak menjadi kendala yang berarti. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi dalam eskalasi yang tinggi terutama teknologi informasi, komunikasi, dan transportasi telah menyebabkan batas-batas atau sekat-sekat geografis antarnegara dan bangsa seolah tak nampak lagi sehingga memungkinkan merubah pola sikap dan prilaku manusia dapat berubah sehingga dapat pula berpengaruh bagi tingkat kesehatan pada lapisan Masyarakat , Pantas kalau banyak pihak mengatakan bahwa kecenderungan kehidupan bangsa dan negara saat ini mengarah kepada terbentuknya suatu masyarakat global (global village).  Khususnya pada tingkat kesehatan seluruh lapisan masyarakat.
Proses Global Village
Berbicara tentang proses global , terhadap setidaknya beberapa  jalur atau saluran yang dapat dijadikan sebagai sarana globalisasi, yaitu jalur teknologi dan  informasi, , perdagangan internasional, pendidikan, dan organisasi internasional. Untuk mendapatkan pemahaman yang komprehensif tentang jalur-jalur dalam proses globalisasi itu, berikut dijelaskan lebih rinci masing-masing jalur tersebut :
a. Jalur Teknologi dan  Informasi
          Menurut Alwi Dahlan (1996) bahwa teknologi komunikasi merupakan pendorong utama (push factor) globalisasi, yang dapat menghasilkan berbagai produk baru yang dapat mempermudah, mempercepat, dan mempermurah hubungan antarmanusia (human relation). Dan khususnya kemajuan tehnologi di bidang kesehatan misalnya alat-alat kedokteran seperti ,EKG, USG, MRI dan sebagainya . Selain itu Kemajuan teknologi komunikasi tersebut terdapat dalam segala tahap komunikasi; -semenjak pengiriman pesan (sending the message) (misalnya via pemancar, pesawat telepon, ponsel, dsb), penyaluran dan penyampaian/distribusi (misalnya teknologi satelit, seluler, laser, serat optic, dsb), serta penyajian atau penampilan pesan komunikasi (LCD player, HDTV, TV Plasma, telepon-fax yang sekaligus berfungsi sebagai foto copy-scanner-printer).
d. Jalur Perdagangan Internasional
        Perdagangan internasional dalam konteks globalisasi merupakan salah satu saluran yang cukup efektif dalam melakukan globalisasi budaya. Dalam perdagangan internasional tersebut, tidak hanya terjadi pertukaran barang-barang atau benda-benda ekonomi yang diperjualbelikan, melainkan terjadi pertukaran nilai budaya (culture value), kebiasaan atau ilmu pengetahuan dan teknologi.
          Adanya perusahaan transnasional atau dikenal dengan TNC (Transnational Corporation) atau dikenal pula dengan MNC (Multinational Corporation), merupakan salah satu cirri pokok terjadi globalisasi dalam bidang ekonomi, yang dalam kenyataannya akan berimbas kepada perubahan sikap, nilai, dan perilaku warga masyarakat di mana perusahaan tersebut berada.  Sebagaimana diketahui bahwa dalam hubungan internasional (international relation), pola perdagangan internasional menyebabkan adanya pertukaran dagang, teknologi, maupun kebudayaan. Hal tersebut selanjutnya berdampak terhadap pertukaran kebudayaan (cultural exchange)  yang melibatkan negara-negara yang berinteraksi melalui perdagangan tersebut. Semakin intens hubungan perdagangan tersebut, maka semakin besar pula terjadinya pertikaran nilai-nilai kebudayaan yang terjadi antara negara tersebut.
e. Jalur Pendidikan
          Dalam konteks globalisasi, pendidikan berperan strategis untuk meningkatkan daya saing bangsa dalam percaturan internasional. Khususnya  para tenaga kesehatan baik itu dokter, perawat atau tenga kesehatan lainya , Porter menyatakan bahwa pada dasarnya setiap negara memiliki dua jenis keunggulan yakni keunggulan komparatif dan keunggulan kompetitif. Keunggulan komparatif (comparative advantages) berkenaan dengan ketersediaan sumber daya alam (natural resource) dalam suatu negara. Sedangkan keunggulan kompetitif (competitive advantages) berkaitan dengan ketersediaan sumber daya manusia (human resource) yang handal dan berkualitas. Dewasa ini, seiring dengan iklim kompetisi antarbangsa yang sangat ketat sebagai ciri dari globalisasi, keunggulan kompetitif memberikan pengaruh yang sangat besar dalam mendorong dan meningkatkan daya saing bangsa.
Jalur Organisasi Internasional
          Dalam bukunya yang berjudul Getting to the twenty century : Voluntary Action and the Global Agenda (1990), David Korten mengatakan bahwa dalam era abad 21 ini merupakan era krisis yang akan menimpa banyak negara di belahan dunia ini, baik negara maju maupun negara-negara berkembang. Krisis berat itu ditengarai sebagai dampak dari tiga masalah utama yang terjadi dalam dasawarsa tahun 1980-an, yaitu (a) kemiskinan, (b) kerusakan lingkungan hidup, dan (c) penggunaan tindakan kekerasan (violence) dalam memecahkan konflik. Tidak hanya pemerintah atau negara yang dituntut untuk mampu memecahkan krisis tersebut, melainkan perlunya keterlibatan pihak lain untuk bersama-sama mencari solusi atas masalah atau krisis itu.
          Selanjutnya Korten menegaskan pentingnya Organisasi Non Pemerintah (Ornop) atau dalam bahasa Inggris dikenal dengan NGO (Non Government Organization) dalam memecahkan masalah yang dihadapi suatu bangsa atau bangsa-bangsa pada umumnya. Saat ini, dalam konteks internasional sudah banyak organisasi internasional yang berdiri untuk lebih mengefektifkan tingkat partisipasi warga masyarakat dan warga negara.
Dampak Globali Village
          Global village  yang terjadi dalam berbagai aspek kehidupan masyarakat, baik dalam level nasional, regional, maupun internasional, dipastikan akan membawa sejumlah dampak atau akibat yang terjadi. Intensitas dampak dalam setiap level tersebut, secara umum terdapat dampak baik itu pola sikap Masyarakat ataupun pola kesehatan Masyarakat.  Sudah barang tentu tidak sama, hal ini disangat dipengaruhi oleh sikap mental masyarakatnya dalam menerima atau menolak globalisasi tersebut.
Banyak factor yang dapat menyebabkan masih rendahnya peran perawat professional dalam Global Village diantaranya :
1. Keterlambatan pengakuan body of knowledge profesi keperawatan. Tahun 1985 pendidikan S1 keperawatan pertama kali dibuka di UI, sedangkan di negara barat padatahun 1869.
2. Keterlambatan pengembangan pendidikan perawat professional.
3. Keterlambatan system pelayanan keperawatan., ( standart, bentuk praktik keperawatan, lisensi )
Menyadari peran profesi keperawatan yang masih rendah dalam dunia kesehatan akan berdampak negatif terhadap mutu pelayanan kesehatan bagi tercapainya tujuan kesehatan “ sehat untuk semua pada tahun 2010 “
pengaruh globalisasi
Dampak positif Global Village  antara lain:
1.    Mudah memperoleh informasi dan ilmu pengetahuan dan Kesehatan
2.    Mudah melakukan komunikasi antara sesame tenaga kesehatan
3.    Akses ke sarana kesehatan lebih cepat (mobilitas tinggi)
4.    Menumbuhkan sikap kosmopolitan dan toleran
5.    Memacu untuk meningkatkan kualitas diri
6.    Mudah memenuhi kebutuhan

Dampak negatif Global Village
1.    Informasi yang tidak tersaring 
2.    Perilaku konsumtif
3.     Membuat sikap menutup diri, berpikir sempit bagi tenaga kesehatan
4.     Pemborosan pengeluaran dan meniru perilaku yang buruk
5.     Mudah terpengaruh oleh hal yang berbau barat




Upaya peningkatan perawat Komunitas dalam menghadapi global village
A.      Pengembangan Pendidikan Keperawatan
B.      Peningkatan kualitas tenaga pendidik
C.      Menggunakan model kurikulum berbasis kompetensi standard Nasional dan internasional
D.      Menambah kurikulum bahasa Inggris, serta mengadakan kursus-kursus tambahan di luar jam belajar efektif. Misalnya ; English for Nurse, TOEFL.
E.       Menyediakan fasilitas teknologi informasi bagi staf akademik dan mahasiswa,


Sekiaaaan n Terima Kasih
»»  ReadMore...

Sabtu, 01 Oktober 2011

Ulkus Peptikum

KONSEP TEORI
A.    DEFENISI
Ulkus peptik adalah luka pada selaput lendir kerongkongan, lambung, dan usus dua belas jari yang disebabkan oleh kerja getah lambung yang berlebihan.
Ulkus peptik merupakan keadaan dimana kontinuitas mukosa lambung terputus dan meluas sampai di bawah epitel. Kerusakan mukosa yang tidak meluas sampai bawah epitel disebut erosi, walaupun seringkali di anggap juga sebagai tukak. Tukak kronik berbeda dengan tukak akut, karena memiliki jaringan parut pada dasar tukak. Menurut definisi, tukak peptik dapat ditemukan pada setiap  bagian saluran cerna yang terkena getah asam lambung, yaitu esophagus, lambung, duodenum, gastroduodenal, dan jejenum. Walaupun aktivitas pencernaan peptik oleh getah lambung merupakan faktor dari banyak faktor yang berperan dalam patogenesis tukak peptik. 
B.     ETIOLOGI
Penyebab dan faktor predisposisi ulkus peptikum adalah :
1.      Infeksi bakteri H. Pylori
H. Pylori dapat melukai selaput lendir dan menurunkan daya tahan selaput lendir. Selain itu, antibody tubuh akan membentuk reaksi peradangan untuk melawan bakteri tersebut namun sebagai efek sampingannya akan menimbulkan kerusakan selaput lendir.
2.      Non-steroidal anti inflammatory drugs (NSAID)
Obat NSAID akan menyebabkan peningkatan pengeluaran asam lambung, dan mengurangi perlindungan selaput lendir terhadap asam lambung.
3.      Stress
4.      Herediter
5.      Alkohol dan merokok
C.     MANIFESTASI KLINIS
Gejala dan tanda ulkus peptikum ialah :
1.      Ulu hati yang perih, biasanya terjadi 2-3 jam setelah makan, membaik bila diisi makanan atau di beri obat antasida. Penderita sering terbangun pada malam hari karena nyeri. Nyeri dapat menjalar ke bagian punggung.
2.      Mual
3.      Muntah : meskipun jarang pada ulkus duodenal tak terkompilkasi, muntah dapat terjadi gejala ulkus peptic. Hal ini dihubungkan dengan pembentukan jaringan parut atau pembengkakan akut dari membran mukosa yang mengalami inflamasi di sekitarnya pada ulkus akut. Muntah dapat terjadi atau tanpa didahului oleh mual, biasanya setelah nyeri.
4.      Rasa tidak nyaman pada ulu hati, disertai sendawa, kembung dan tidak tahan terhadap makanan berlemak.
5.      Rasa seperti terbakar pada dada dan perasaan tidak nyaman pada dada
6.      Kehilangan selera makan, berat badan menurun
7.      Pada pemeriksaan kotoran biasannya di temukan darah samar
8.      Muntah darah
D.    PATOFISIOLOGI
Ulkus peptik terjadi pada mukosa gastroduodenal karena jaringan ini tidak dapat menahan kerja asam lambung pencernaan (asam hidrochlorida dan pepsin). Erosi yang terjadi berkaitan dengan peningkatan konsentrasi dan kerja asam pepsin, atau berkaitan dengan penurunan pertahanan normal dari mukosa. Mukosa yang rusak tidak dapat mensekresi mucus yang cukup bertindak ebagai barrier terhadap asam klorida.
:
1.      Fase sefalik : dimulai dari rangsangann seperti pandaangan, bau, atau rasa makanan yang bekerja pada reseptor kortikal serebral yang pada gilirannya merangsang saraf vegal. Intinya, makanan yang tidak menimbulkan nafsu makan menimbulkan sedikit efek pada sekresi lambung. Diet mempunyai efek segnifikan pada keasaman lambung atau penyembuhan ulkus.namun aktivitas vegal berlebihan pada malam hari saat lambung kosong adalah iritasi yang segnifikan.
2.      Fase lambung : pada fase ini asam lambung di lepaskan sebagai akibat dari rangsangan kimiawi dan mekanis terhadap reseptor dinding lambung. Refleks vagel menyebabkan sekresi asam sebagai respon terhadap distensi lambung oleh makanan.
3.      Fase usus : makanan dalam usus halus menyebabkan pelepasan hormone (di anggap menjadi gastrin) yang pada waktunya akan merangsang sekresi asam lambung. Pada manusia, sekresi lambung adalah campuran mukokolisakarida dan mukoprotein yang di sekresikan secara kontinyu melalui kelenjar mukosa. Mucus ini mengabsorbsi pepsin dan melindungi mukosa terhadap asam. Asam hidroklorida di sekresikan secara kontinyu, tetapi sekresi meningkat karena mekanisme neurogenik dan hormonal yang dimulai dari rangsangan lambung dan usus. Bila asam hidroklorida tidak di buffer dan tidak dinetralisasi dan bila lapisan mukosa tidak memberikan perlindungan asam hidroklorida bersama dngan pepsin akan merusak lambung. Asam hidroklorida kontak hanya dengan sebagian kecil permukaan lambung. Kemudian menyebar ke daalamnya dengan lambat. Mukosa yang tidak dapat dimasuki disebut barier mukosa lambung. Barier ini adalah pertahanan utama lambung terhadap pencemaran yang dilakukan oleh sekresi lambung itu sendiri. Faktor lain yang mempengaruhi pertahanan suplay darah, keseimbangan asam basa, integritas sel mukosa, dan regenerasi epitel. Oleh karena itu, seseorang mungkin mengalami ulkus peptikum karena satu di antara dua factor ini:
a.       Hipersekresi asam pepsin
b.      Kelemahan barier mukosa lambung. Adapun yang menurunkan mukosa lambung atau merusak mukosa lambung adalah ulserogenik, salisilat dan obat obat anti inflamasi non steroid, alkohol  dan obat anti inflamasi. Sindrom zollinger-Ellison (gastrinoma) di curigai bila pasien dating dengan ulkus peptikum berat atau ulkus yang tidak sembuh dengan terapi medis standar. Sindrom ini di identifikasi melalui temuan berikut: hipersekresi getah lambung, ulkus duodenum, dan gastrinoma (tumor sel istel) dala pancreas. 90% tumor ditemukan dalam gastrik triangle yang mengenai kista dan duktus koledokus, bagian kedua dan tiga dari duodenum, dan leher korpus pankreas. Kira-kira ⅓ dari gastrinoma adalah ganas (maligna). Diare dan stiatore (lemak yang tidak diresap dalam feces) dapat di temui. Pasien ini dapat mengeluh mengalami adenoma paratiroid koeksisten atau hyperplasia, dan karenanya dapat menunjukkan tanda hiperkalsemia. Keluhan pasien adalah nyeri epigastrik.
Ulkus stress adalah istilah yang diberikan pada ulserasi mukosa akut dari duodeal atau area lambung yang terjadi setelah kejadian penuh stress secara fisiologis. Kondisi stress , sepsis berat, dan trauma dengan organ multiple dapat menimbulkan ulkus stress. Biasanya ulserosa mukosa dengan syok ini menimbulkan penurunan aliran darah mukosa lambung. Selain itu jumlah besar pepsin di lepaskan. Kombinasi iskemia, asam dan pepsin menciptakan suasana ideal untuk menghasilkan ulserasi.
E.    
H. pylori
Stres
Herediter
Obat-Obatan (NSAID)

Makanan /
minuman yang
mengiritasi
lambung

PENYIMPANGAN KDM
                                                                                           
Melekat pada Epitel lambung
Perfusi mukosa lambung terganggu
                                   
                                                                                                     
                                                                                                     
                             
Reaksi radang
Ulkus
Peningkatan asam lambung (HCL)

Perubahan status kesehatan
Kerusakan mukosa lambung
Anoreksia
Intake tidak adekuat
 





                             
Nutrisi kurang dari kebutuhan
Rangsangan zat bradikinin, histamin dan serotin
Kerusakan barier lambung
Kurang informasi tentang penyakit
Kecemasan
Merangsang hipotalamus pada pusat nyeri
Penatalaksanaan diagnostik dan pengobatan
Nyeri
Perdarahan
Stimulus saraf
Medulla vomitting center

Mual dan muntah
Kekurangan volume cairan
 



F.      PENUNJANG DIAGNOSTIK
·         Pemeriksaan endoskopi, digunakan untuk mengidentifikasi inflamasi, ulkus dan lesi.
·         Pemeriksaan sekretori lambung, merupakan nilai yang menentukan dalam mendiagnosis aklohidria (tidak terdapat asam hidro klorida dan getah lambung).
G.    PENATALAKSANAAN
1.      MEDIK
a.       Farmakoterapi
b.      Penurunan atau penghilangan factor ulserogenik, seperti merokok, penghentian obat ulserogenik sementara ulkus masih aktif.
c.       Modifikasi diet
d.      Penatalaksanaan diet
e.       Penatalaksanaan stress
f.       Pembedahan jika komplikasi terjadi :
a)      Gastrektomi subtotal (pengangkatan bagian lambung)
b)      Vagotomi (memotong saraf fagus untuk mengurangi sekresi asam hidroklorik) dengan piroloplasti (pembesarn bedah terhadap spingter pilorik untuk memungkinkan peningkatan pengosongan lambung pada adanya ,penurunan  motilitas gastric, yang terjadi setelah vagotomi)
 
KONSEP KEPERAWATAN
A.    Pengkajian
1.      Identitas Pasien.
Nama, umur, jenis kelamin, pendidikan, pekerjaan, agama, status marital, suku, keluarga/orang terdekat, alamat, nomor register.
2.      Riwayat Atau Adanya Faktor Resiko.
F         Riwayat garis pertama keluarga tentang ulkus peptikum.
F         Penggunaan kronis obat yang mengiritasi mukosa lambung (misal, aspirin, steroid atau indometasin).
F         Perokok berat.
F         Stres emosi kronis.
3.      Pengkajian Fisik.
F         Nyeri epigastrik. Ini gejala paling menonjol selama periode eksaserbasi. Pada ulkus duodenal, nyeri terjadi 2-3 jam setelah makan dan sering disertai dengan mual dan muntah. Pada ulkus gastrik, nyeri terjadi dengan segera setelah makan. Nyeri dapat digambarkan sebagai nangging, tumpul, sakit, atau rasa terbakar. Ini sering hilang dengan makanan dan meningkat dengan merokok dan stres emosi.
Selama remisi pasien asimtomatik
F         Penurunan berat badan.
F         Perdarahan sebagai hematemesis atau melena (bila ulkus aktif).
4.      Pemeriksaan diagnostik.
F         Sering gastro intestinal menunjukkan lubang ulkus tetapi tidak menandakan bila ini benigna atau maligna. Ulkus maligna dan benigna menghasilkan gejala yang sama. Sering ulkus benigna sembuh dengan terapi medis dalam beberapa minggu, sedangkan ulkus maligna tidak sembuh dengan terapi.
F         Endoskopi dengan apusan sistologi dilakukan dengan tepat membedakan antara ulkus benigna dan maligna bila gejala menetap.
F         Guaiak feses mungkin positif untuk darah samar bila ulkus aktif.
5.      Kaji diet khusus dan pola makan selama 72 jam pra-perawatan di rumah sakit.
6.      Kaji respons emosi pasien dan pemahaman tentang kondisi, rencana tindakan, pemeriksaan diagnostik, dan tindakan perawatan diri preventif.
7.      Kaji metode pasien dalam menerima peristiwa yang menimbulkan stres dan persepsi tentang dampak penyakit pada gaya hidup.
B.     DIAGNOSA KEPERAWATAN
Berdasarkan pada semua data pengkajian, diagnose keperawatan dapat mencakup yang berikut:
1.    Nyeri yang berhubungan dengan iritasi mukosa dan spasme otot
2.    Ansietas berhubungan dengan sifat penyakit dan penatalaksanaan jangka panjang
3.    Perubahan nutrisi, kurang dari kebutuhan tubuh, berhubungan dengan nyeri yang berkaitan.
C.     INTERVENSI
1.    Nyeri yang berhubungan dengan iritasi mukosa dan spasme otot
Tujuan : Menghilangkan nyeri
a.    Berikan terapi obat-obatan sesuai program
-       Antagonis histamine
Rasional : mempengaruhi sekresi asam lambung
-       garam antibiotik / bismut
Rasional : mematikan H.pylori
-       Agen sitoprotektif
Rasional : melindungi mukosa lambung
-       inhibitor pompa proton
Rasional : Menurunka asam lambung
-       Antasida
Rasional : menetralisir keasaman sekresi lambung
-       antikolinergik
Rasional : menghambat pelepasan asam lambung
b.    Anjurkan menghindari obat-obatan yang di jual bebas
Rasional : Obat-obatan yang mengandung salisilat mengiritasi mukosa lambung
c.    anjurkan pasien untuk menghindari makanan / minuman yang mengiritasi lapisan lambung : kafein dan alcohol
Rasional : makan/minuman yang mengandung kafein merangsang sekresi asam hidroklorida
d.   anjurkan pasien untuk menggunakan makan dan kudapan pada interval yang teratur
Rasional : Jadwal makan yang teratur membantu mempertahankan partikel makanan di dalam lambung, yang membantu menetralisasi keasaman sekresi lambung
e.    Anjurkan pasien untuk berhenti merokok
Rasional : Merokok merangsang kemungkinan kekambuhan ulkus peptic
2.    Ansietas berhubungan dengan sifat penyakit dan penatalaksanaan jangka panjang
Tujuan : Penurunan ansietas
a.    Dorong pasien untuk mengekspresikan masalah dan rasa takut dan anjukan pertanyaan sesuai kebutuhan
Rasional : Komunikasi terbuka membantu mengembangkan hubungan saling percaya, yang membantu mengurangi ansietas dan stres
b.    Jelaskan alasan untuk mentaati jadwal pengobatan yang direncanakan : farmakoterapi, pembatasan diet, modifikasi tingkat aktivitas, mengurangi atau menghentikan merokok
Rasional : Pengetahuan mengurangi ansietas yang tampak sebagai rasa takut akibat ketidaktahuan. Pengetahuan dapat mempunyai pengaruh positif pada perubahan perilaku
»»  ReadMore...